POLITIK

Sabtu, 28 Desember 2013




         1.   Makna Politik
Ø  Berasal  dari kata Yunani  ~POLIS~ yang berarti negara atau kota.
Ø  Kegiatan atau suatu sistem dalam proses penyampaian tujuan, mungkin bisa juga disebut seni, gaya,atau ilmu – untuk mendapatkan suatu tujuan - .


2.    POLITIK, dalam sudut pandang yang berbeda :
v  Politik merupakan usaha yang ditempuh warga negara demi kebaikan bersama. (Aristoteles)
v  Politik suatu hal yang mempunyai keterkaitan dengan penyenggelarakan pemerintah serta negara.
v  Politik adalah kegiatan yang di arahakan demi mendapatkan serta mendapatkan kekuasaan didalam tubuh masyarakat.
v  Politik merupakan cara perumusan serta pelaksanaan public disuatu negara.

Saya membuat kesimpulan disini :

 “Mungkin politik ini bisa juga disebut konsep dan strategi terpola dengan memikirkan kemana tujuan akhirnya dan selalu mempetimbangkan konsekuensinya.”
“Secara langsung tanpa disadari, orang yang berorganisasi menjalankan fungsi politik.”
*Allahu A’lam

Sebagian atau bisa jadi mayoritas masayarakat Indonesia apabila dikatakn kepada mereka kata  -POLITIK- maka akan ada yang terlintas difikiran mereka adalah ‘kotor’, ‘korupsi’, dsb.
Tugas kita adalah bagaimana kita masuk kedalam politik itu sendiri dengan cara yang bersih agar merubah cara pandang masyarakat.

3.   POLITIK, dalam pandangan Islam

Islam adalah agama yang menyeluruh, mencakup dengan segala aspek kehidupan. Islam mengatur aspek-aspek kehidupan, dari hal yang paling besar sampai yang paling sepele. Islam bukan hanya mengaur urusan ibadah saja. Jika mengatur ibadah saja tanpa mengatur masalah sosial, budaya, pendidikan, pemerintahan dan politik maka ps bedanya Islam dengan agama yang lain. Mungkin adanya konteks –politik- ada beberapa atau mungkin banyak orang yang tak suka dan menolak adanya politik dalam Islam.

Berbicara tentang `Islam tak Mengenal Politik’, yang tidak sependapat ya monggoh J. Semasa Rasulullah SAW politik pun sudah ada. Ketika para mujahidin turun ke medan perang mereka membuat taktik strategi (siyasah). Seiring berkembangnya zaman berkembang juga bahasa bahasa yang ada di muka bumi ini, sehingga munculah kata “POLITIK” . Nah saya mengambil pelajaran ini sebagai pegangan kuat untuk berpolitik.

“Loh??? Kenapa menjadikan sebagai pegangan? Bukankah dizaman Rasullullah itu perang, berbeda dunk ???”.
Okk saya jawab. Begini memang betul berbeda dengan zaman dahulu. Tapi keadaan yang bisa membuat  berubah. Dahulu ketika ingin menegakkan Islam di suatu tempat  sebagian besar di mulai dengan peperangan. Berbeda dengan kehidupan di Indonesia . Nah sekarang kita bandingkan dengan kita yang hidup di negara Indonesia yang sebagian besar penduduknya Muslim, akankah kita memeranginya???.  Jadi sebagai seorang muslim harus ada kontribusinya untuk negaranya. Salah satu kontribusinya adalah dengan berkecimpung  di area politik dengan tanda kutip “bersih”. Apakah rela negara kita di kuasai dengan orang non muslim? (*renungkan

                “Ingat kawan, Islam itu bersifat komprehensif. Jadi hargailah prinsif mereka yang masuk kedalam area politik. Tujuan kita sama tetapi menaiki kendaraan yang berbeda”

Mungkin kisah Nabi Yusuf  a.s bisa menjadi sebuah renungan. Dalam Al-quran  surah Yusuf ayat 55 yang artinya : “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan”. Ayat ini menggambarkan bagaimana Nabi Yusuf meminta kekuasaan kepada raja mesir, dan ini menggambarkan bahwa menggapai kekuasaan untuk kemaslahatan umat itu di perbolehkan.

Begitu pula kisah Nabi Sulaiman juga yang meminta kerajaan dan beliau berdo’a  : “ Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkan kepaaku kerajaan  yang tik dimiliki oleh seorang pun jua sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”. (QS. Shaad : 35)

Dua ayat Al-quran diatas sudah cukuplah menerangkan kepada kita bahwa mencapai kekuasaan untuk kemaslahatan itu diperbolehkan. Dalam Al-quran juga banyak menyebutkan ayat tenyang imamah dan negara.

Sungguh menarik apa yang di katakan guru kita Hasan Al-banna : “Islam itu bukan sebagaimana makna yang di kehendaki para musuh agar umt islam terkurung di dalamnya. Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaran, toleransi dan kekuatan, moral dan material, peradaban dan perundang-undangan. Sesungguhnya seorang muslim dengan hukum Islamnya di tuntut untuk memperhatikan persoalan umat. Barangsiapa yang tidk memperhatikan persoalan umat muslimin, dia bukan termasuk golongan mereka”. (disampaikan di muktamar mahasiswa ikhwanul muslimin bulan Muharram 1357 H)

Hujjah islam Imam Ghozali pernh menyampaikan : “kewajiban menjalankan syari’at dan meraih kekuasaan politik adalah saudara kembar”.

                Pemisahan politik dan agama selain karena kurangnya pemahaman, rasa putus asa dan terlanjur terbentuk pandangan negatif pada masyarakat terhadap politik, atau juga karena kepentingan pihak-pihak yang tidak suka dengan kejayaan Islam. Seperti apa yang di ungkapkan Nurcholis Madjid (JIL) bahwa mereka takut jika islam berpolitik , maka Islam akan mencapai kejayaan seperti dulu.
              
  Betul juga dengan apa yang dikatakan dengan Ustadz Rahmat Abdullah : “ada sejenis orang yang mulaiputus asa sengan dinamika sosial, akhirnya mereka mengurung diri dalam sangkar emas ritual dan mengabaikan peran sosial politik. Kelak datanglah beberapa murid orentalis dan membiarkan musuh berpolitik merugikan umat. Dengan itu mereka mendapatkan perlindungan dan kejayaan”.
Semoga tulisan ini bisa di jadikan renungan buat mereka yang kurang suka atau yang sangat tidak suka dengan politik.
Ingat kawan,,,kalau bukan kita siapa lagi yang akan merubahnya??? Membiarkan musuh-musuh Islam menjadi pusat kekuasaan didunia???

Allahu A’lam Bishshowaab^^

Referensi : Al-Quran, Tafsir Ibnu Katsir, Fiqh Politik Hasan Al-banna , Risalah Pergerakan,  Pilar Pilar Asasi

0 komentar:

Posting Komentar